2019 ~ Dee Nutrition

Wednesday, January 9, 2019

Asam Djengkolat dan Kejengkolan

Dee Nutrition - Asam Djengkolat dan Kejengkolan


Deenutrition.com - Halo semuanya, selamat datang datang di Dee Nutrition's Blog, blog seputar gizi dan kesehatan. Pada artikel kali ini, Dee akan membahas tentang Asam Djengkolat pada Jengkol dan juga Keracunan Jengkol atau Kejengkolan.


Asam Djengkolat Terdengar Familiar


Asam Djengkolat? Hmm, Namanya sangat Indonesia sekali dan terdengar tidak asing ya... Anda pasti sudah dapat menebak Asam ini terdapat di buah apa. Ya, Asam tersebut terdapat pada Jengkol, salah satu buah khas dan terkenal di Indonesia yang dapat membuat urin dan nafasmu memiliki bau yang tidak sedap. Lalu kenapa Asam Djengkolat bisa dinamakan Asam Djengkolat? Bagaimana sejarahnya nama tersebut. Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Download Jurnal Asam Djengkolat disini


Apa Itu Asam Djengkolat

Dee Nutrition - Struktur Asam Djengkolat


Asam Djengkolat atau Asam Jengkol pertama kali diketahui pada tahun 1933, yaitu pada masa penjajahan dimana Indonesia masih belum merdeka. Asam Djengkolat (Djengkolic Acid), ditemukan dan diisolasi pertama kali oleh Van Veen dan Hyman. Menurut sebuah jurnal, Asam amino yang ditemukan oleh Van Veen dan Hyman ini merupakan asam amino yang memiliki kandungan Sulfur didalamnya yang mereka ekstrak dari Jengkol, lalu dinamakanlah asam amino tersebut dengan nama Asam Djengkolat atau Asam Jengkol. Nah, sejak saat itu, Asam amino yang terdapat pada jengkol tersebut disebut dengan Asam Djengkolat atau Asam Jengkol atau Djengkolic Acid

Baca Juga: Kenapa Jengkol Membuat Urin Menjadi Bau?


Asam Djengkolat adalah Asam yang berperan dalam membuat bau urin tidak sedap. Berdasarkan, penelitian, Asam Djengkolat adalah turunan sistein yang dimana merupakan senyawa belerang (sulfur) yang menghasilkan aroma 'khas' yang banyak orang tidak menyukainya.  Ketika kita makan jengkol, sistem pencernaan kemudian akan memproses jengkol yang kita konsumsi. Ketika proses pencernaan terjadi, suatu enzim pencernaan yang terdapat di dalam tubuh memecah jengkol menjadi berbagai senyawa  kimia, termasuk Asam Djengkolat yang ada di Jengkol itu sendiri. Senyawa ini kemudian dibuang oleh tubuh melalui urin atau gas yang meghasilkan bau menyengat dan yang tidak disukai banyak orang. Nah, sekarang anda sudah tahu kan tentang Asam Djengkolat ini? Selanjutnya kita akan membahas tentang Kejengkolan dan hubungannya dengan Jengkol dan Asam Djengkolat. 

Apa itu Kejengkolan

Dee Nutrition - Asam Djengkolat dan Kejengkolan


Tahukah anda bahwa mengonsumsi Jengkol secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya Kejengkolan? Apa itu Kejengkolan? Kejengkolan atau Djengkolism adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami keracunan  karena terlalu banyak mengonsumsi jengkol. Ketika seseorang terkena kejengkolan,  gejala seperti nyeri perut, nyeri pinggang, muntah dan jika hal ini bisa lebih parah dengan adanya darah pada urine. Ketika seseorang mengonsumsi jengkol secara berlebihan, asam jengkolat yang diserap oleh tubuh juga tinggi. Asam Jengkolat dalam kadar yang tinggi kemudian mengalami pengkristalan dan menyebabkan gangguan di saluran urin. Kristal-kristal Asam Djengkolat ini lah yang menyebabkan gejala-gejala ketika seseorang terkena Kejengkolan dan harus segera di atasi. Jika terkena Kejengkolan, segera hubungi dan kunjungi dokter, berhenti konsumsi Jengkol. Untuk dapat mencegah terkena Kejengkolan, batasi pengonsumsian Jengkol, jangan terlalu berlebihan. Perebusan jengkol selama beberapa menit terbukti dapat mengurangi kadar Asam Djengkolat dalam jengkol. Jadi sebelum di jadikan sayur, rebuslah terlebih dahulu jengkol selama beberapa menit untuk kurangi Asam Djengkolat dan mengurangi kejadian terjadinya Kejengkolan.

Sekian dulu artikel kali ini, Jika ada pertanyaan seputar artikel ini, silahkan tanyakan melalui kolom komentar yang ada di bawah. Sampai jumpa di artikel Dee Nutrition's Blog selanjutnya.  


Dee Nutrition's Blog
Share:

Tuesday, January 8, 2019

Kenapa Jengkol Membuat Urin Menjadi Bau?

Dee Nutrition - Kenapa Jengkol Membuat Urin Menjadi Bau?


Deenutrition.com - Halo semuanya, selamat datang di Dee Nutrition's Blog, Blog seputar Gizi dan Kesehatan. Pada artikel kali ini, Dee akan membahas tentang Jengkol dan kenapa jengkol bisa membuat urin dan nafas bau.


Apa itu Jengkol?

Jengkol adalah tumbuhan yang termasuk kedalam polong-polongan (Famili Fabaceae), yang memiliki nama latin Archidendron pauciflorum. Jengkol merupakan salah satu tumbuhan khas di Asia Tenggara, jadi jangan kaget jika di negara - negara tetangga Indonesia juga terdapat makanan yang menggunakan Jengkol didalamnya. Karena juga terdapat di negara-negara tetangga, Jengkol memiliki nama lain. Contohnya di Malaysia, Jengkol disebut dengan Jering, di  Myanmar disebut dengan "da nyin thee" , dan di Thailand disebut dengan "luk-nieng". Jengkol terkenal dengan rasanya yang khas, namun ke 'khas' an lainnya dari Jengkol adalah efeknya yang dapat membuat nafas dan urin orang yang mengonsumsinya memiliki bau yang tidak enak.

Kenapa Jengkol Membuat Bau?

Dee Nutrition - Kenapa Jengkol Membuat Urin Menjadi Bau?
Salah satu hidangan yang terkenal dari jengkol adalah Semur Jengkol


Kita semua tahu bahwa Jengkol sering dijadikan sebagai lauk pauk atau sayuran di Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah Semur Jengkol. Banyak orang yang suka makan jengkol, namun banyak pula yang juga tidak suka. Salah satu alasan besar kenapa ada yang tidak suka dengan jengkol adalah efeknya yang membuat nafas dan urin menjadi bau. Nah, kenapa Jengkol bisa membuat bau? Jawabannya adalah karena senyawa yang ada di dalam Jengkol tersebut.

Jadi pada buah jengkol, terdapat kandungan senyawa  bernama djengkolic acid atau asam jengkolat (Serius ini namanya, bisa cek sendiri disini), yang mengandung sulfur (belerang). Asam Djengkolat adalah asam amino yang secara alami terkandung di dalam Jengkol. Asam ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya. Asam Djengkolat inilah yang berperan membuat aroma urin yang keluar jadi berbau menyengat cenderung tidak sedap.

Ketika kita makan jengkol, sistem pencernaan kemudian akan memproses jengkol yang kita konsumsi. Ketika proses pencernaan terjadi, suatu enzim pencernaan yang terdapat di dalam tubuh memecah jengkol menjadi berbagai senyawa  kimia, termasuk Asam Djengkolat yang ada di Jengkol itu sendiri. Senyawa ini kemudian dibuang oleh tubuh melalui urin atau gas yang berbau tidak enak. 

Bagaimana? Sudah tahu kan kenapa Jengkol membuat bau urin dan gas menjadi tidak enak. Semoga bermanfaat artikel kali ini. Sekian dulu artikel kali ini, Jika ada pertanyaan seputar artikel ini, silahkan tanyakan melalui kolom komentar yang ada di bawah. Sampai jumpa di artikel Dee Nutrition's Blog selanjutnya. 

Dee Nutrition's Blog
Share:

Thursday, January 3, 2019

Akreditasi Jurusan S1 Ilmu Gizi Di Indonesia

Deenutrition.com - Akreditasi Jurusan S1 Ilmu Gizi Di Indonesia


Deenutrition.com - Halo semuanya, selamat datang di Dee Nutrition's Blog, Blog seputar Gizi dan Kesehatan. Pada artikel kali ini, Dee akan memberikan daftar-daftar jurusan S1 Ilmu Gizi di Indonesia beserta dengan akreditasinya.

Jurusan S1 Ilmu Gizi


Jurusan Ilmu Gizi merupakan jurusan yang masih termasuk 'baru' di Indonesia. Dibandingkan jurusan kesehatan lain seperti Kedokteran Umum, Keperawatan, ataupun Farmasi, Jurusan Ilmu Gizi masih terbilang muda. Walaupun begitu, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi serta perkembangan Ilmu Gizi itu sendiri, Jurusan Ilmu gizi semakin dikenal, dan muncul di beberapa universitas negeri di Indonesia.

Akreditasi Jurusan S1 Ilmu Gizi di Indonesia


Untuk dapat membantu kalian yang tertarik dengan jurusan S1 Ilmu Gizi di Universitas negeri di Indonesia. Saya memberikan rangkuman beberapa jurusan S1 Ilmu Gizi di Indonesia beserta dengan Akreditasi dan info penting lainnya. 

Download File : Akreditasi Jurusan S1 Ilmu Gizi Di Indonesia by Dee Nutrition

No
Jurusan & Universitas
Akreditasi
Fakultas
Universitas Negeri
1
S1 Ilmu Gizi di Universitas Diponegoro (UNDIP)
A
Fakultas Kedokteran (FK) UNDIP
2
S1 Ilmu Gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB)
A
Fakultas Ekologi dan Manusia (FEMA) IPB
3
S1 Gizi di Universitas Indonesia (UI)
A
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI
4
S1 Gizi Kesehatan di Universitas Gajah Mada (UGM)
A
Fakultas Kedokteran (FK) UGM
5
S1 Ilmu Gizi di Universitas Brawijaya (UB)
A
Fakultas Kedokteran (FK) UB
6
S1 Ilmu Gizi di Universitas Airlangga (UNAIR)
A
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR
7
S1 Ilmu Gizi di Universitas Hasanuddin (UNHAS)
A
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
8
S1 Ilmu Gizi di Universitas Jendral Soedirman (UNSOED)
B
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan UNSOED
9
S1 Ilmu Gizi di Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN Walisongo)
B
Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo
10
S1 Ilmu Gizi di Universitas Andalas (UNAND)
B
Fakultas Kedokteran (FK) UNAND
Universitas Swasta
11
S1 Ilmu Gizi di Universita Darussalam Gontor (UNIDA Gontor)
B
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
12
S1 Gizi di Univeristas M. Husni Thamrin
B
Fakultas Kesehatan
13
S1 Gizi di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
B
Fakultas Ilmu Kesehatan
14
S1 Ilmu Gizi di Universitas Respati Yogyakarta
B
Fakultas Ilmu Kesehatan
15
S1 Ilmu Gizi di Universitas NU Surabaya
B
Fakultas Kesehatan
16
S1 Ilmu Gizi di Universitas Muhammadiyah Semarang
B
Fakultas Ilmu Keperawatan & Kesehatan
17
S1 Ilmu Gizi di Universitas Indonusa Esa Unggul
B
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
18
S1 Ilmu Gizi di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
B
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
19
S1 Ilmu Gizi di Universitas Muhammadiyah Surakarta
B
Fakultas Ilmu Kesehatan
20
S1 Ilmu Gizi di Universitas Alma Ata Yogyakarta
B
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan


Bagaimana? Tertarik untuk masuk ke Jurusan Ilmu Gizi seperti Dee? Ayo semangat untuk bisa masuk ke jurusan yang kalian inginkan.

Sekian dulu artikel kali ini, Jika ada pertanyaan seputar artikel ini, silahkan tanyakan melalui kolom komentar yang ada di bawah. Sampai jumpa di artikel Dee Nutrition's Blog selanjutnya 

Dee Nutrition's Blog
Share:

Wednesday, January 2, 2019

5 Makanan Anti Peradangan

5 Makanan Anti Peradangan


Deenutrition.com - Halo semuanya, selamat datang di Dee Nutrition's Blog, Blog seputar Gizi dan Kesehatan. Pada artikel kali ini, Dee akan membahas tentang 5 Makanan yang memiliki efek Anti-Peradangan/Anti -Inflamasi.


Apa itu Peradangan/Inflamasi?


Apa itu Peradangan/Inflamasi? Secara sederhana, Radang atau dalam bahasa medis disebut dengan Inflamasi/Inflammation merupakan sebuah bentuk respon/reaksi utama yang diberlakukan oleh Sistem Imun tubuh kita terhadap sebuah iritasi, luka, ataupun infeksi. Peradangan merupakan sebuah kejadian yang normal pada tubuh ketika tubuh kita terkena luka atau infeksi dan termasuk kedalam bagian reaksi penyembuhan. Ketika peradangan terjadi, terdapat beberapa tanda dasar yaitu  panas (calor), sakit (dolor), kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor), dan/atau kehilangan fungsi bagian tubuh (funtion laesa). Peradangan dapat dikategorikan menjadi Peradangan akut (sebentar) dan Peradangan Kronis (lama). Peradangan akut terjadi hanya sebentar dan setelah beberapa hari akan menghilang. Sedangkan Peradangan Kronis memiliki jangka waktu yang panjang. Nah, untuk  anda yang terkena Peradangan Kronis atau sering mengalami radang, anda dapat merubah pola makannya dengan mengonsumsi makanan-makanan yang memiliki efek anti-peradangan

Makanan Anti-Peradangan


Siapa yang bisa tahan jika Peradangan terjadi? Terdapat rasa yang tidak enak seperti rasa sakit dan nyeri ketika peradangan terjadi. Selain harus mengunjungi Dokter ketika terkena Radang/Inflamasi, pengonsumsian makanan yang memiliki sifat anti-peradangan/anti-inflamasi juga dianjurkan. Kenapa bisa disebut dengan anti peradangan? Maksudnya, pada makanan tersebut terdapat senyawa/zat gizi yang mempunyai fungsi untuk membantu menurunkan reaksi peradangan/inflamasi ketika peradangan tersebut terjadi. Jadi makanan tersebut dapat menurunkan beberapa gejala/tanda ketika kita terkena Radang. Sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa terdapat beberapa makanan yang memiliki senyawa/zat gizi yang berfungsi sebagai anti-peradangan. Beberapa makanan  dibawah ini memiliki sifat anti peradangan, mari di simak.

1. Alpukat/Avocado


Dee Nutrition - 5 Makanan Anti Peradangan - Alpukat/Avocado


Buah Alpukat adalah buah yang terkenal akan kaya serat, namun selain kaya akan serat ternyata Alpukat juga memiliki kandungan zat gizi yang mempunyai efek anti-peradangan. Alpukat memiliki kandungan beberapa Vitamin seperti Vitamin A,C,E dan B kompleks yang punya efek anti-peradangan. Selain itu Alpukat juga kaya akan lemak 'baik' monounsaturated dan phytosterol yang mampu mengurangi gejala inflamasi juga. Alpukat dapat dikonsumsi langsung (setelah dikupas), dapat dijadikan jus, atau dapat dijadikan salad buah.

2. Jahe/Ginger


Dee Nutrition - 5 Makanan Anti Peradangan - Jahe/Ginger

Ternyata Jahe/Ginger memiliki efek anti-peradangan juga lho. Tumbuhan rempah-rempah yang satu ini ternyata memiliki efek positif bagi tubuh kita, salah satunya adalah untuk menurunkan peradangan. Jahe memiliki kandungan antioxidant bernama Gingerol, yang memiliki efek positif untuk membantu menurunkan gejala peradangan yang terjadi. Berdasarkan beberapa penelitian, senyawa Gingerol yang terdapat pada Jahe memiliki efek untuk memblokade beberapa gen dan enzim aktif yang memiliki dalam proses terjadinya peradangan/inflamasi. Oleh karena itu, jika anda sering atau sedang terkena peradangan, Jahe adalah bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dikonsumsi. Karena rasa Jahe yang begitu kuat, untuk dapat dikonsumsi, Jahe dapat ditambahkan ke dalam minuman, atau dijadikan minuman sepert Wedang Jahe atau Jamu, atau dapat pula ditambahkan ke makanan.

3. Daun Kemangi/Basil Leaves


Dee Nutrition - 5 Makanan Anti Peradangan - Daun Kemangi/Basil Leaves


Tahukah kalian kalau ternyata Daun Kemangi/Basil ternyata memiliki efek anti-peradangan? Ya, ternyata daun yang sering dijadikan santapan tambahan ketika kita makan ini memiliki beberapa senyawa/zat gizi yang punya efek dalam menurunkan reaksi peradangan. Apalagi di Indonesia, Daun Kemangi sering dijumpai ketika kita makan di rumah makan. Menurut penelitian, Daun kemangi memiliki senyawa-senyawa seperti eugenol, citronellol and linalool yang memiliki efek untuk membantu menurunkan gejala radang.

4. Kacang-Kacangan/Nuts


Dee Nutrition - 5 Makanan Anti Peradangan - Kacang-Kacangan/Nuts





Kacang-Kacangan juga memiliki efek anti-peradangan karena didalamnya terdapat kandungan senyawa Polifenol yang berperan dalam menurunkan gejala peradangan pada tubuh. Beberapa kacang-kacangan juga memiliki kandungan Vitamin E yang tinggi. Vitamin E memiliki efek anti oksidan dan anti-inflamasi juga. Berbagai macam kacang-kacangan dapat ditemukan mudah di Indonesia.

5. Brokoli/Brocolli 


Dee Nutrition - 5 Makanan Anti Peradangan - Broccoli/Brokoli



Siapa yang tidak kenal brokoli? Saya suka dengan sayuran hijau yang satu ini karena renyah ketika dimakan. Di dalam sayuran brokoli, terdapat komponen glucosinolate yang punya peranan dalam mencegah terjadi peradangan yang tidak diinginkan. Komponen glukosinolate ketika dikonsumsi lalu kemudian akan berubah menjadi komponen Indol-3 Carbinol (I3C) yang dimana komponen I3C ini menurut penelitian dapat menurunkan mediator pro-inflamasi di level genetik. Brokoli juga tinggi akan Vitamin K yang dimana vitamin K ini membantu meregulasi respons inflamasi pada tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya inflamasi yang tidak diinginkan. Brokoli dapat dimakan dengan dijadikan sayur, atau dapat dikonsumsi langsung (jangan lupa dicuci), dapat direbus terlebih dahulu sebelum di konsumsi, atau dijadikan jus.

Nah, Bagaimana? Makanan-makanan diatas merupakan makanan yang dapat menurunkan gejala ketika peradangan terjadi. Semua makanan yang ada diatas juga dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia. Jika anda mengalami radang/inflamasi seperti misalnya radang tenggorokan, anda disarankan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang ada diatas.

Sekian dulu artikel kali ini, Jika ada pertanyaan seputar artikel ini, silahkan tanyakan melalui kolom komentar yang ada di bawah. Sampai jumpa di artikel Dee Nutrition's Blog selanjutnya 

Dee Nutrition's Blog
Share:

Labels