January 2018 ~ Dee Nutrition

Tuesday, January 16, 2018

Dee Nutrition : Nikmatnya Makan Di Rumah




Pulang kampung? Siapa yang tidak senang dengan pulang kampung. Apalagi bagi seorang mahasiswa perantauan, pulang kampung adalah salah satu hal yang paling membahagiakan bagi saya. (Oh ia, saya berkuliah di jurusan S1 Ilmu Gizi Universitas Diponegoro dan lulus pada November 2017 kemarin jika anda belum tahu). Apa yang terlintas dalam benak anda jika anda sebagai mahasiswa perantauan mendengar kata Pulang Kampung? Pasti initnya adalah kebagaiaan bertemu keluarga di rumah. Ketika pulang kampung, selain bisa bertemu dengan orang – orang tersayang kita (ayah, ibu, kakak, adik dan saudara – saudara lainnya), ada satu hal yang membuat saya bahagia, yaitu bisa makan sepuasnya.

"Pulang Kampung adalah Hal yang Sangat Menyenangkan"

Banyak mahasiswa atau orang – orang bilang bahwa pulang kampung adalah saatnya untuk perbaikan zat gizi dan status gizi, mungkin itu ada benarnya.  Ketika pulang kampung, saya bisa mengonsumsi makanan sepuasanya tanpa takut anggaran bulanan saya habis, karena jujur selama saya kuliah, saya tetap harus menyimpan dan menjaga anggaran bulanan yang dikirim oleh ibu saya untuk satu bulan. Tentuya hal ini terkadang berimbas pada saya harus mengirit dan membatasi pola makan saya agar tidak berlebihan. Hal ini membuat status gizi dan berat badan saya kerap menurun, dan tak jarang jika saya terlalu ketat dalam menjaga anggaran bulanan saya saya terkadang bisa terkena sakit. Pulang kampung adalah satu – satunya hal yang saya tunggu, karena saya bisa makan sepuasnya tanpa harus memikirkan uang bulanan. Saya bisa makan enak, makan banyak, dan akhirnya membuat berat bada saya naik ketika saya pulang kampung dan liburan selama beberapa waktu di rumah.

Menjaga anggaran bulanan ketika kuliah itu sudah seperti tugas yang sangat berat menurut saya (jika ini adalah sebuah ujian maka ujian ini sulit untuk bisa mendapatkan nilai yang bagus). Kenapa saya bisa berkata begitu? Karena dunia perkuliahan itu dinamis dan tidak terduga, pasti terdapat banyak pengeluaran yang kita lakukan dan terkadang ada pengeluaran tidak terduga yang tiba – tiba muncul suka atau tidak suka kita harus menerimanya. Kita juga harus mengontrol dan menjaga nafsu serta keinginan kita untuk bisa makan enak atau berbelanja, karena jika tidak maka sudah dapat dipastikan, anggaran bulanan kita untuk satu bulan bisa habis sebelum tenggat waktu pengiriman anggaran bulanan selanjutnya.

Kejadian paling parah yang pernah saya alami adalah ketika saya benar – benar hampir kehabisan uang, akhirnya saya selama satu minggu mengonsumsi mi instan setiap hari. Mengonsumsi mi instan? Hal itu adalah kegiatan hina, karena saya sebagai mahasiswa gizi tentunya tahu bahwa makanan cepat saji itu tidak baik bagi kesehatan, namun ternyata krisis keuangan mengalahkan semua yang telah saya pelajari. ‘Teori kalau kita kepepet kita akan melakukan apapun untuk bertahan hidup berlaku saat ini.’, itulah yang saya pikirkan ketika saya mengalami krisis keuangan ketika saya kuliah dulu.



Kembali lagi ke makan di rumah, karena makan dirumah kita tidak perlu pusing – pusing lagi dalam mencari makan dan mengatur anggaran bulanan, tentu saja kita bisa mengonsumsi apapun yang kita inginkan bukan? Kita bisa makan sebanyak – banyaknya tanpa perlu pusing dengan uang bulanan kita. masalah berat badan bertambah? Itu bukanlah sebuah masalah selama kita bisa makan enak dan makan sepuasnya. Saya sendiri ketika saya liburan dan pulang kampung, setelah saya selesai liburan atau hampir habis masa liburan, berat badan saya bisa bertambah 3 – 4 kg, yang alhasil membuat saya sedikit bertambah gemuk.

Saya sangat menikmati makan di rumah karena ketika makan di rumah, saya seperti bisa makan sepuasnya tanpa adanya beban untuk menjaga pengeluaran bulanan saya. Tentunya ini sangat menyenangkan karena saya tidak harus mengalami stress dan alhasil menurunkan berat badan saya ketika saya kuliah.
Share:

Thursday, January 11, 2018

Dee Nutrition: Projek Membuat Komik Strip Gizi Dee Nutrition Dimulai

Siapa yang Tidak Suka Komik?


Komik? Siapa diantara kalian yang tidak suka membaca komik? Pasti mayoritas anak – anak muda jaman sekarang suka membaca komik, apalagi komik strip. Siapa yang tidak kenal dengan komik strip? Komik strip dapat dikatakan sebagai komik pendek karena hanya memuat beberapa gambar dan scene cerita. Saat ini komik strip sedang booming (naik pamor) di social media. Banyak creator – creator yang meluncurkan komik strip dengan keunikannya masing – masing. Hal inilah yang mendorong saya juga ingin sekali membuat komik strip saya sendiri.

Rencananya bulan ini saya akan membuat dan mendesain karakter dan settingan untuk projek komik saya. Saya tidak serta merta ingin membuat komik strip, sebenarnya sudah sejak dulu saya ingin membuat dan menjadi seorang creator Comic Strip namun belum kesampaian. Saat ini saya sedang mempersiapakan untuk bisa meluncurkan komik strip Gizi.Sebelum itu saya akan menjelaskan beberapa alasan kenapa saya ingin membuat komik strip. Dibawah ini merupakan beberapa alasan yang membuat saya ingin menjadi seorang creator komik strip.

Saya Ingin Mengedukasi melalui Komik Strip Gizi
Saya adalah seorang sarjana gizi dan kesehatan, tentunya kita sebagai seorang sarjana dalam bidang kesehatan mempunyai tugas (atau mungkin andil) dalam mengedukasi masyarakat. Dimana lagi tempat mengedukasi dengan mudahnya kalau bukan di social media? Social media sekarang ini bisa menjadi sarana atau tempat kita bisa memberikan edukasi gizi, dan untuk membuat edukasi gizi lebih menarik maka kita juga harus menyesuaikan dengan trend – trend yang ada pada saat ini, salah satunya adalah Komik Strip.



Saya Suka Desain
Saya bisa dikatakan suka mendesain vector. Saya sejak dulu sangat suka bermain komputer/laptop. Ketika saya bermain dengan laptop saya, saya banyak mengeksplorasi berbagai macam software yang ada di laptop saya dari game, software office, software desain bahkan sampai pemrograman pernah saya pelajari dan saya latih. Untuk masalah kreativitas, mungkin saya tidak kalah dengan para creator – creator atau mahasiswa jurusan desain (walaupun saya bukan berasal dari jurusan komputer ataupun DKV). Saya menguasai beberapa software desain grafis. Sudah terdapat banyak media yang saya buat dari poster, leaflet, brosur, booklet, cover halaman, banner, serta animasi. Saya juga ketika kuliah mengikuti himpunan mahasiswa yang berada dalam bidang media dan informasi, jadi media bukanlah sesuatu yang asing bagi saya.

Saya Ingin Memperluas Jangkauan Brand Dee Nutrition
Saya memiliki Brand yang saya buat sendiri yaitu Dee Nutrition. Saya sejak dulu ingin memiliki brand sendiri dan ketika saya kuliah saya memutuskan untuk membuat brand Dee Nutrition. Tadinya saya hanya ingin membuat brand Dee Nutrition untuk blog saya, namun kemudian brand Dee Nutrition  ingin terus saya perluas dan merambah ke sector lainnya, salah satunya adalah komik strip.

Komik Strip yang Semakin Diminati
Kenapa banyak orang suka dan membaca komik strip? Jawabannya menurut saya (sudut pandang pribadi) adalah karena komik strip itu ceritanya pendek, namun ada esensi yang terdapat didalam cerita komik strip tersebut. Kita tidak perlu membaca terlalu lama dan membuang waktu kita untuk mengetahui tujuan komik strip itu dibuat, terkadang ada maksud menghibur, memberi informasi terkait suatu informasi, mengkritik, ataupun pengingat akan kehidupan sehari – hari . Tentunya jika kita membaca komik biasa, kita harus berlama – lama membaca komik dan membuang waktu bukan?


dee nutrition hello


Sekian untuk artikel kali ini, selanjutnya saya akan terus memposting mengenai projek komik strip saya di blog ini. Jika ada kritik ataupun saran saya sangat mengharapkannya untuk membuat saya menjadi lebih baik. Sekian dan terimakasih.

Jika artikel ini membantu, share artikel ini ke sosial media kalian dengan cara mengklik ikon social media yang ada dibawah untuk membantu blog ini Sekian dan Terimakasih
 Author of Dee Nutrition's Blog
Share:

Tuesday, January 9, 2018

Dee Nutrition : Pengalaman Kerja Selama Kuliah Di Jurusan Gizi Undip



Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika kuliah itu akan menghabiskan waktu seseorang. Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk melakukan banyak hal dari kegiatan yang berbau akademik seperti kegiatan belajar, praktikum laboratorium dan lapangan, enumerator (pengambil) data, dan presentasi sampai kegiatan non-akademik seperti ekstrakulikuler, mengikuti ke-organisasi-an di lingkup jurusan, fakultas, universitas ataupun di luar universitas, dan juga Bekerja. Dan untuk kali ini saya akan membahas tentang pengalaman kerja saya ketika saya kuliah.

Sepertinya membahas tentang pekerjaan adalah sesuatu yang tepat saat ini, karena saya merupakan seorang pengangguran fresh graduate jurusan gizi. Bagi anda yang belum tahu, saya adalah lulusan  dari Jurusan S1 Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah. Tahun ini, tepatnya pada 07 November 2017 kemarin, saya akhirnya dinyatakan lulus dari Undip dan resmi mendapatkan gelar fresh graduate. Menjadi seorang Fresh Graduate berarti ada dua pilihan bukan? Mungkin dapat dijabarkan secara garis besar bahwa seorang Fresh Graduate akan melanjutkan kuliah atau mendapatkan pekerjaan. Untuk saya pribadi, saya memilih untuk melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu S2 atau Master, namun bukan berarti saya tidak memiliki pekerjaan. Saat ini saya sedang mempersiapkan diri untuk membuat pekerjaan saya sendiri. Saya ingin memantapkan diri menjadi seorang Content Creator, saya sedang merintis karir saya di dunia Blogging, YouTube, Komik dan Desain. Doakan Saya ya…~~

 Selama saya kuliah dulu, terdapat beberapa pekerjaan (yang sebenarnya) sadar ataupun baru sadar saya lakukan selama masa kuliah dulu. Dibawah ini merupakan beberapa pekerjaan yang saya lakukan selama saya kuliah.

Menjual Sticker Universitas

Berjualan sticker mungkin adalah pekerjaan yang secara sadar saya lakukan dan juga mendapatkan upah. Saya menjual sticker universitas diponegoro dengan desain saya sendiri. Saya berjualan sticker ketika Expo Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip Kabupaten Ungaran pada bulan Februari 2017. Modal yang saya keluarkan saat itu sekitar Rp.10000, dan sedikit ide dan keringat untuk mendesain stickernya. Ketika saya berjualan sticker, sticker tersebut saya jualkan di stand desa saya dan saya juga menawarkan ke teman – teman saya. Saya menjual sticker saya dengan harga sekitar Rp.2000. Hasilnya, ternyata banyak yang ingin membeli sticker saya dan saya mendapatkan untung kotor sektiar Rp.60000, jadi untung bersihnya sekitar Rp.50000. Disanalah saya sadar bahwa sebenarnya kemampuan saya di bidang desain bisa saya manfaatkan untuk bisa menghasilkan uang. Tinggal bagaimana strategi dan tekad saya saja untuk bisa sukses bekerja dengan menggunakan kemampuan saya di bidang desain. Bebeberapa hal yang saya pelajari ketika saya berjualan adalah saya harus membuat suatu produk yang baik, bagus dan eye catching, serta harga yang tidak terlalu murah namun tetap terjangkau oleh sasaran.

Menjual Makanan di Expo

Ketika di expo juga, stand desa saya juga berjualan makanan. Kami membuat satu produk makanan dari hasil olahan yang berasal dari kampung dari desa tempat kami KKN. Kami menjual Nugget Tahu yang kami namakan NATARI (Nugget Tahu Langensari). Hasilnya, produk makanan kami terjual habis, dan banyak yang mengatakan bahwa nugget kami enak. Nugget kami memang enak karena di kelompok KKN yang saya pimpin terdapat seseorang yang pintar memasak, dan dengan bantuan dan kerja sama teman – teman di kelompok saya, produk kami terjual dengan sukses. Ya untungnya tidak terlalu banyak, namun dari situ juga saya mendapatkan sebuah pelajaran yaitu pembeli akan membeli makanan kita jika produk yang kita jual memang enak, baik dan menarik. Kemasan yang saya buat untuk produk makanan kelompok saya juga dikatakan teman – teman lain menarik sehingga semakin mempercantik dan memperindah makanan yang kami jual.

Menjadi Tukang Desain

Tukang? Ya Bahasa kasar yang sering saya dengar ketika kita bekerja melakukan sesuatu pasti ada kata Tukang. Saya sering sekali di panggil tukang desain karena saya memiliki kemampuan di bidang Vector Designing. Dari sini mungkin saya pernah mendapatkan upah karena saya bersedia mendesain baik itu desain poster, leaflet, banner, tiket, background. Oh ia kebetulan juga saya merupakan seorang mahasiswa yang ketika saya berada di Himpunan Mahasiswa jurusan saya, saya berada di divisi media dan informasi, jadi terkadang banyak yang minta tolong ke saya untuk dibuatkan desain suatu media tsb. Saya pernah mendapatkan job dimana saya disuruh oleh Dosen saya untuk membuatkan sesuatu, dari situ saya sering diberikan upah yang cukup besar yaitu sekitar Rp. 50.000 - 100.000 (untuk kapasitas seorang mahasiswa seperti saya itu bisa untuk makan selama satu minggu). Saya menjadi tukang desain dari dulu hingga sekarang, dan mungkin saya bersyukur karena dari situ kemampuan desain saya terus saya asah dan mungkin suatu saat saya ingin benar – benar memanfaatkan kemampuan saya ini untuk bisa mendapatkan uang… Who Knows Right?



Menjadi Tukang Komputer dan Analisis Data

Mungkin ini yang sebenarnya baru saya sadari karena sejak dulu sebenarnya saya sejak SMA  sudah menjadi tukang komputer (lagi seorang Tukang), input data dan analisis data. Saya pernah memperbaiki beberapa laptop teman saya dan dosen saya, saya pernah membantu dosen saya input data manual , saya pernah membantu dosen wali saya menganalisis data dan membuat grafik data. Alhamdulillah, saya mendapatkan upah yang cukup besar dari sini, dari Rp. 50000 – Rp. 200.000. Pernah ketika saya membantu dosen wali saya membuatkan sebuah grafik data, ternyata setelah selesai saya ditransfer pulsa Rp.200.000 dan paket internet. Saya benar – benar terkesima dengan itu, dosen wali saya saat itu sedang melanjutkan studi S3 nya di Belanda, oleh karena itu beliau memberikan upah melalui pulsa dan data internet. Kejadian selanjutnya yang pernah membuat saya terkejut adalah dimana saya membantu meng-install software ke laptop dosen saya, kemudian saya diberikan uang Rp. 100.000, saya sangat senang sekali.

Kejadian yang mungkin saya ingat dan tidak saya lupakan adalah ketika saya membantu dosen saya menginput dan mengetik data manual untuk keperluan pekerjaan suaminya. Jadi ceritanya saya saat itu sudah kehabisan uang dan tidak bisa membeli makanan apapun karena saya kehabisan uang bulanan, waktu itu adalah waktu saya presentasi Praktek Belajar Lapangan Masyarakat di bulan Februari 2017. Rencana saya awalnya adalah ketika saya selesai presentasi saya akan mengungsi beberapa hari di rumah Saudara saya di Demak agar saya tetap bisa makan dan sampai ibu saya mengirimkan uang untuk bulan selanjutnya. Ketika itu, tiba – tiba dosen wali saya yang baru (karena dosen wali saya yang lama sedang Studi S3 akhirnya diganti) memita tolong saya untuk menginput data. Ternyata dokumen tersebut untuk keperluan suaminya. Saya mau tidak mau harus melakukannya karena (ternyata teman – teman saya yang se-dosen wali tidak ada yang bisa dan ada sebagian yang tidak respon). Singkat cerita, ternyata dosen saya mengajak bertemu di sebuah rumah makan. Honestly, atau sejujurnya setelah itu saya hanya berharap di traktir makan pagi saja, dan memang benar saya ditraktir makan di sebuah restoran yang menurut saya restoran mahal, namun kejadian tidak terduga pun terjadi setelah saya selesai menginput data. Suami dosen saya memberiakn upah ke saya sebesar Rp. 200.000 kepada saya. Saya tentu saja menolaknya, karena saya memang ingin membantu dosen saya pada awalnya, namun Suaminya mengatakan tidak apa – apa. Dalam hati saya saya tentu saja sangat senang, karena ketika saya benar – benar kehabisa uang, saya mendapatkan rezeki karena membantu orang lain. Saya sangat bersyukur ketika itu dan saya bisa bertahan sampai ibu saya mengirimkan uang bulanan untuk bulan selanjutnya.


Menjadi Asisten Laboratorium Dosen

Ini mungkin pekerjaan yang menurut saya memberikan upah paling banyak. Ketika di tahun terakhir saya kuliah, saya mendaftarkan diri untuk menjadi seorang asisten laboratorium. Bukan hal yang aneh lagi, bahwa tahun terakhir adalah tahun dimana kita semua memikirkan untuk lulus dan menyelesaiakan tugas akhir kita berupa skripsi atau karya tulis ilmiah. Saya memutuskan menjadi seorang asisten laboratorium agar saya tetap produktif dan semangat untuk ke kampus dan menyelesaikan artikel tugas akhir saya untuk bisa lulus, selain itu juga dosen saya menawarkan saya untuk menjadi seorang asisten laboratorium. Pikir saya adalah ya saya juga akan mendapatkan keuntungan dengan menjadi seorang asisten laboratorium dan saya juga mendapatkan sertifikat asisten laboratorium, jadi akhirnya saya mendaftar dan menjadi seorang asisten laboratorium. Ketika saya menjadi seorang asisten laboratorium, saya tidak tahu bahwa saya akan di ‘gaji’, namun ternyata saya mendapatkan gaji sebesar Rp. 247.000. Saya senang dengan hal itu karena lagi – lagi ketika saya diberikan upah tersebut, saya juga hampir kehabisan uang bulanan saya.

Nah, begitulah pengalaman pekerjaan yang pernah saya lakukan selama saya kuliah dulu. Bagaimana dengan anda? Pekerjaan apa saja yang telah anda lakukan selama anda kuliah? Apakah pekerjaan tersebut menghasilkan uang? Apakah pekerjaan tersebut masih berlanjut? Atau bahkan berkembang menjadi sukses dan menjadi pekerjaan utama anda? Silahkan kirimkan cerita, anda melalui kolom komentar yang ada dibawah.



Jika ada yang ingin berkomentar, bertanya, kritik ataupun saran, silahkan kirimkan melalui kolom komentar yang ada dibawah. Jangan lupa like fans page blog ini dan subscribe melalui email, serta jangan lupa share postingan – postingan dari Dee Nutrition’s Blog. Sekian dan Terimakasih.


Author of Dee Nutrition’s Blog 
Share:

Labels